28 Februari 2009

KIAT MEMBANGUN BRAND YANG KUAT ALA HERMAWAN KARTAJAYA

Hermawan Kartajaya kembali membagi ide segar seputar dunia marketing. Inspirasi dari suhu marketing modern Philip Kotler itu dibagikan kepada peserta seminar MarkPlus di Surabaya, Senin (17/9) malam:

“Adakah perusahaan, yang ketika dia tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” pancing Hermawan Kartajaya memancing antusiasme peserta seminar.

Susah kan menyebutkan produk tersebut? Jika Anda menemukan jawaban atas pancingan Hermawan tadi, pastilah produk tersebut memiliki brand (merek) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad), iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.

Hermawan yang juga founder dan President MarkPlus itu mengatakan untuk membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.

Menurut Asian Marketing Guru itu, perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan sendirinya.

“Cara baru membangun brand adalah dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh karyawan perusahaan, masyarakat, dan investor,” ungkapnya.

Menurut Hermawan hal tersebut terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan berkomitmen. Reputasi juga bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti perkembangan.

“Reputasi yang baik akan mendorong analis keuangan memberikan peringkat yang tinggi,” ujarnya.

Beberapa brand yang mampu meraih itu semua adalah The Body Shop dan produk Apple seperti IPod dan ITunes. The Body Shop, merek produk perawatan tubuh itu dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut, dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap perekonomian dunia ketiga.

Sedangkan produk-produk Apple dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis. Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.

Dalam membangun brand yang kuat, kata Hermawan, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan. Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian, lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.

Menurutnya, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai perusahaan. “Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image,” katanya.(alina mustaidah)

sumber : JawaPos (19/09/07)

All about Nedved


Kapanlagi.com - Pemain Juventus yang juga merupakan mantan Pemain Terbaik Eropa, Pavel Nedved, mengatakan ia akan mengundurkan diri sebagai pemain sepak bola pada akhir musim ini.

"Saya akan mundur pada akhir musim ini, tak peduli bagaimana penampilan saya di Liga Champions atau Serie A," kata mantan pemain internasional Republik Ceska itu kepada situs resmi UEFA setelah timnya kalah 0-1 dari Chelsea pada pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

"Keputusan tersebut sudah final dan saya kira saya tidak akan mengubah pendirian saya. Kinilah saatnya yang tepat untuk mundur," katanya.

Pemain berusia 36 tahun yang selalu menjadi pemain inti juventus tersebut hampir pensiun pada akhir musim 2006-2007 dan 2007-08 lalu sebelum menandatangani kontrak setahun tiap musimnya dengan Bianconeri -julukan Juventus-. Sebelumnya bersama Juve, Nedved memperkuat Lazio sejak 2001.

"Saya masih senang bermain sepak bola, tetapi mengingat kondisi fisik dan mental saya, saya memahami bahwa saatnya sudah tiba untuk memberi kesempatan kepada para pemain muda," tambahnya.

Nedved mendapat penghargaan Ballon D`Or tahun 2003 setelah membantu timnya mencapai final Liga Champions, meskipun ia tidak dapat memperkuat Juventus karena terkena skors saat Juve kalah dari AC Milan melalui adu tendangan penalti.

Ia meraih mahkota Serie A tahun 2002 dan 2003 di Turin dan tetap berada di klub tersebut setelah mereka didegradasi ke Serie B dan gelarnya dicopot pada tahun 2005 dan 2006 karena skandal pengaturan skor di Italia.

Nedved memperkuat tim nasional Republik Ceko hingga 91 kali antara 1994 hingga 2006 dan berperan penting saat tim itu mencapai final Euro 1996.

Lazio membawanya ke Italia dari Sparta Prague setelah Piala Eropa 1996 dan ia membantu klub asal Roma itu menjadi juara the Piala Winners tahun 1999 dan juara Liga Italia tahun berikutnya.

Jujur gw sedih banget karena Nedved tuch pahlawan buat juve,dia adalah seorang kreator team,loyalitas banget sama teamnya.....

Bravo pavel Nedved

27 Februari 2009

Ibrahimovic VS CR 7


Ha.ha.......ha...........artikel ini seru banget.memang CR7 pasti juaranya........malaikat juga tahu.........sapa yang jadi juaranya (kata mbak dewi lestari)

gw akuin CR7 lebih punya mental juara,punya skill yang lebih.....sundulan nya cukup membuat julio harus berjibaku menahan gelombang serangan CR7....

so percaya kan klo CR7 lebih bagus,so kita lihat di leg ke dua Inter VS MU

java jazz 2009


Akhirnya gw bisa liat java jazz lagi..gw nonton terakhir tuch....pas jammie cullum main....
sekarang gw bisa nonton mas jason...........
jazz tuch.........????????

Agungisme